-->
  • BROADCASE

  • TEKNIK KOMPUTER & JARINGAN

  • AKTIF

  • KOMUNIKATIF

  • BERGABUNGLAH BERSAMA KAMI

Kios Bensin Kejujuran ala Rakyat Buka 24 Jam

Menanamkan kejujuran dalam setiap tindak laku, mungkin sangatlah membutuhkan perjuangan yang cukup berat. Apalagi, diterapkan dalam kehidupan sekarang ini. Namun, ada yang menarik disalah satu sudut di Kota Kediri. Yakni, ada seorang penjual bensin eceran dengan semangat kejujuran. Setiap pembeli dibebaskan mengambil sendiri bensin dan makanan dengan meletakkan uang ke dalam toples. Uniknya, bensin ini buka 24 jam dan jarang dijaga.
Pagi itu, Mukti Murah Harjo hanya terlihat sibuk menata dagangannya, meski ada beberapa orang yang membeli bensin, dia tetap fokus pada pekerjaannya, karena bagi pembeli bensin dibiarkan untuk mengambil sendiri dan uangnya cukup ditaruh di dalam toples yang telah disediakan.

Meski kerap menderita kerugian, Mukti yang juga tukang becak ini tak pernah menyerah mempertahankan konsep kejujuran di warung miliknya. Sistem yang diterapkan Mukti memang agak ganjil. Ayah tiga anak ini menata kiosnya di tepi Jl. Veteran, Kota Kediri, yang berdampingan dengan warung makanannya. Saat semua lapak usahanya dibuka, Mukti justru menarik becak. Dia bahkan bisa meninggalkan dagangannya begitu saja di jalanan yang ramai hingga seharian tanpa khawatir dicuri orang.
Satu-satunya alat pengaman yang dia pasang adalah selembar kain bertuliskan “POM Kejujuran 24 Jam Menuju Surga”, yang dipasang di atas lapak bensin ecerannya. Di bawahnya tertulis beberapa item tentang tata cara berbelanja. Yakni, Ambil bensin sendiri, Bayar dengan uang pas dan masukkan ke dalam toples, Tuhan telah mengawasi kita, Terima kasih atas kejujuran anda.
Mukti bukanlah orang yang tergolong mampu dan sengaja mendermakan dagangannya kepada orang lain. Pria berusia 53 tahun ini adalah seorang tukang becak yang memiliki tiga anak. Sejak istrinya meninggal dunia beberapa waktu lalu, Mukti merintis usaha perdagangan dalam skala kecil.
Lapak yang pertama kali dibuka di kawasan sekolah itu adalah nasi goreng, mie rebus, dan kopi. Warung kecil yang memanfaatkan trotoar jalan itu dibuka selama 24 jam untuk melayani warga sekitar. “Banyak anak sekolah yang kehausan dan lapar,” ujarnya.
Belum lama membuka warung, Mukti memajang kios bensin eceran di sebelahnya. Berawal dari rasa iba saat mendapati orang tua yang menuntun sepeda motor tengah malam, Mukti berinisiatif membuka kios bensin eceran yang buka 24 jam. Pasalnya, orang tersebut tak bisa mendapatkan penjual bensin di saat semua orang terlelap. Untuk menjaga ketersediaan bensin di tengah malam, Mukti rela membuka kiosnya meski dia sendiri pulang ke rumah untuk beristirahat.
Percaya atau tidak, dari hasil usahanya ini Mukti mampu menyekolahkan tiga anaknya. Anaknya yang sulung baru saja lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan. Putranya kedua duduk di bangku kelas dua Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional SMAN 2 Kediri, dan terakhir kelas dua SMP Muhammadiyah. “Kejujuran-lah yang membiayai sekolah mereka, bukan kios bensin atau warung,” katanya.